Jumat, 06 Mei 2011

Gastropati OAINS

Obat anti inflamasi nonsteroid (OAINS) adalah penyebab utama morbiditas dan mortalitas penyakit gastrointestinal. Obat ini banyak dipergunakan oleh pasien baik diperoleh melalui resep dokter maupun membeli sendiri di toko-toko obat. Pemakaian obat anti inflamasi nonsteroid ini dimulai dengan Aspirin sejak tahun 1899 dan sejak 2 dekade terakhir ini pemakaian obat ini meningkat secara dramatik, hal ini disebabkan oleh meningkatnya kelompok usia lanjut, pemasaran yang agresif dari perusahaan farmasi serta indikasi penggunaan OAINS di bidang kardiologi dan neurologi.
Di UK tiap tahun diperkirakan 30.000 gangguan gastrointestinal yang serius diakibatkan oleh OAINS dan diperkirakan 12.000 pasien terpaksa dirawat dirumah sakit dan menyebabkan 1.200 kematian. Di USA diperkirakan lebih dari 40.000 penderita tiap tahun dirawat di rumah sakit dan menyebabkan 3.000 kematian pada penderita lanjut usia yang disebabkan oleh pemakaian OAINS. Diperkirakan OAINS menyebabkan 15-35% dari seluruh komplikasi ulkus.
Beberapa tahun yang lalu Departemen Kesehatan RI melarang produksi sejumlah merek jamu yang ternyata dicampur dengan OAINS dan bahkan dicampur dengan kortikosteroid yang sering dipakai oleh masyarakat untuk mengatasi keluhan-keluhan rematik, sakit badan atau pegal linu.
OAINS merupakan salah satu obat yang paling sering diresepkan. Obat ini dianggap sebagai first line therapy untuk arthritis dan digunakan secara luas pada kasus trauma, nyeri pasca pembedahan dan nyeri-nyeri yang lain. Sebagian besar efek samping OAINS pada saluran cerna bersifat ringan dan reversible – hanya sebagian kecil yang menjadi berat yakni tukak peptic, perdarahan saluran cerna dan perforasi. Resiko untuk mendapatkan efek samping OAINS tidak sama untuk semua orang. Sekitar 20% pasien yang mendapat OAINS akan mengalami dyspepsia.

Gastropati akibat OAINS bervariasi sangat luas, dari hanya berupa keluhan nyeri ulu hati sampai pada tukak peptic dengan komplikasi perdarahan saluran cerna bagian atas.

Factor resiko yang penting adalah :
·         Usia lanjut
·         Digunakan bersama-sama dengan steroid
·         Riwayat pernah mengalami efek samping OAINS
·         Dosis tinggi atau kombinasi lebih dari satu macam OAINS
·         Disabilitas

Terjadinya efek samping OAINS terhadap saluran cerna dapat disebabkan oleh efek toksik langsung OAINS terhadap mukosa lambung sehingga mukosa menjadi rusak. Sedangkan efek sistemik disebabkan kemampuan OAINS menghambat kerja COX-1 yang mengkatalis pembentukan prostaglandin. Prostaglandin pada mukosa saluran cerna berfungsi menjaga integritas mukosa, mengatur aliran darah, sekresi mucus, bikarbonat, proliferasi epitel, serta resistensi mukosa terhadap kerusakan.
Untuk mengurangi efek samping OAINS pada saluran cerna dapat dilakukan beberapa hal seperti meminum OAINS bersamaan dengan proton pump inhibitor (PPI), misoprostol (analog prostaglandin), histamine-2 reseptor antagonis (H2 reseptor antagonis), dan memilih OAINS spesifik inhibitor COX-2.


Tabel 1.  Faktor resiko untuk Mendapatkan Efek Samping OAINS
Terbukti sebagai factor resiko
      Usia lanjut > 60 tahun
      Riwayat pernah menderita tukak
      Digunakan bersama-sama dengan steroid
      Dosis tinggi atau menggunakan lebih dari satu jenis OAINS
      Menderita penyakit sistemik yang berat
Mungkin sebagai factor resiko
      Bersama-sama dengan infeksi H. pylori
      Merokok
      Meminum alkohol


Patofisiologi
Efek samping OAINS pada saluran cerna tidak terbatas pada lambung. Efek samping pada lambung memang yang paling sering terjadi. OAINS merusak mukosa lambung melalui 2 mekanisme, yakni tropical dan sistemik. Kerusakan mukosa secara tropical terjadi karena OAINS bersifat asam dan lipofilik, sehingga mempermudah trapping ion hydrogen masuk ke dalam mukosa dan menimbulkan kerusakan. Efek sistemik OAINS tampaknya lebih penting, yaitu kerusakan mukosa terjadi akibat produksi prostaglandin menurun. OAINS secara bermakna menekan prostaglandin. Seperti diketahui, prostaglandin merupakan substansi sitoprotektif yang amat penting bagi mukosa lambung. Efek sitoproteksi ini dilakukan dengan cara menjaga aliran darah mukosa, meningkatkan sekresi mukosa dan ion bikarbonat, dan meningkatkan epithelial defense. Aliran darah mukosa yang menurun menimbulkan adhesi netrofil pada endotel pembuluh darah mukosa dan memacu lebih jauh proses imunologis. Radikal bebas dan protease yang dilepaskan akibat proses imunologis tersebut akan merusak mukosa lambung.



Diagnosis Gastropati OAINS
Spectrum klinis gastropati OAINS meliputi suatu keadaan klinis yang bervariasi sangat luas, mulai yang paling ringan berupa keluhan gastrointestinal discontrol. Secara endoskopi akan dijumpai kongesti mukosa, erosi-erosi kecil kadang-kadang disertai perdarahan kecil-kecil. Lesi seperti ini dapat sembuh sendiri. Kemampuan mukosa mengatasi lesi-lesi ringan akibat rangsang kemis sering disebut adaptasi mukosa. Lesi yang lebih berat dapat berupa erosi dan tukak multiple, perdarahan luas, dan perforasi saluran cerna.

Pengelolaan
Evaluasi sangat penting karena sebagian besar gastropati OAINS ringan dapat sembuh sendiri walaupun OAINS tetap diteruskan. Antagonis reseptor H2 atau PPI dapat mengatasi rasa sakit dengan baik. Antagonis reseptor H2 ternyata mampu mencegah timbulnya komplikasi berat OAINS pada saluran cerna atas.
Pasien yang dapat menghentikan penggunaan OAINS, obat-obat anti tukak seperti golongan sitoproteksi, antagonis reseptor H2 dan PPI dapat diberikan dengan hasil yang baik. Mereka yang mempunyai factor resiko untuk mendapat komplikasi berat, sebaiknya diberi terapi pencegahan menggunakan PPI atau misoprostol.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar